GEBRAKNEWS, — Aktivis Bone Bolango sekaligus Ketua Ikatan Mahasiswa Bone Bolango, Fahrul Wahidji, menyampaikan kritik keras terhadap Polres Bone Bolango menyusul informasi dugaan kematian seorang warga saat melakukan aktivitas dulang emas di wilayah Bulango Ulu,
Dalam pernyataannya, Fahrul menyebut bahwa dirinya menerima informasi terkait insiden tersebut dari masyarakat.
“Bahwa saya mendapatkan info ada masyarakat yang meninggal karena diduga dulang emas di Bulango Ulu sana pada hari ini, Jumat 18 Juli 2025,” ujar Fahrul, Jumat (18/7/2025).
Fahrul mengaku pernah menyampaikan teguran kepada pihak Polres Bone Bolango terkait keberadaan tambang di wilayah tersebut. Namun, menurutnya, tidak ada respons yang memadai.
“Beberapa waktu lalu saya sempat memberikan teguran kepada Polres Bone Bolango, ada tambang di Bulango Ulu sana. Namun infonya pihak Polres tidak menanggapi hal ini. Nanti ini sudah ada yang meninggal lagi, siapa yang mau disalahkan?”
Ia menegaskan bahwa dirinya tidak menolak keberadaan tambang rakyat, namun menekankan pentingnya pengawasan dan edukasi kepada masyarakat.
“Saya tidak anti tambang, justru tambang rakyat harus kita perjuangkan. Karena itu masalah hajat hidup masyarakat. Akan tetapi perlu ada teguran dari APH serta sosialisasi dan memberikan pemahaman kepada masyarakat. Ini kalau sudah meninggal siapa yang salah?”
Fahrul juga menyoroti insiden terkait aktivitas blesting yang menurutnya telah beberapa kali terjadi dan menimbulkan korban jiwa.
“Di tambah masalah blesting karena lalai ini sudah beberapa kali, kemarin satu pekerja di waduk meninggal, di Suwawa sudah pernah, Bone Raya dan sebagainya. Saya sangat menyayangkan hal ini.”
Ia menilai ada ketimpangan dalam penanganan hukum terhadap kasus-kasus yang terjadi di Bone Bolango.
“Masalah blesting di Bone Bolango seperti ada tebang pilih dalam proses penyelesaiannya. Kemarin adik-adik saya mahasiswa IAIN meninggal saat pengkaderan itu diproses hukum oleh Polres Bone Bolango, dan bahkan tanggung jawab secara hukum sudah diadili. Sementara pelaku tambang ilegal tidak ada pertanggungjawaban secara hukum. Ini menunjukkan bahwa ada dugaan hukum memihak.”
Sebagai bentuk protes, Fahrul menyatakan akan turun aksi pekan depan untuk menanggapi persoalan tersebut.
“Ini kritik keras terhadap Kapolres Bone Bolango seolah-olah acuh dalam menanggapi hal ini. Insya Allah saya akan turun aksi pekan depan menanggapi hal ini. Saya tidak akan main-main jikalau saya turun. Itu berarti sudah memprihatinkan.”
Sampai berita ini diterbitkan, redaksi Gebraknews Gorontalo masih berupaya melakukan konfirmasi langsung kepada pihak terkait, termasuk Polres Bone Bolango dan instansi pemerintah daerah.














